AL WADUD, AL WALUD, AL MUWASIYAH , AL MUWATIYYAH
Wahai para istri sudah adakah sifat ini pada dirimu..??
Diantara sifat wanita sholihah sebagaimana yg telah ana sebutkan dalam
status yg lalu yakni hadits yang terdapat dalam Sunan al-Baihaqi dari
Abu Udzainah ash-Shodafi, bahwa Rosululloh shollall ohu alaihiwa sallam
bersabda:
خَيْرُ نِسَائِكُمُ الوَدُودُ الوَلُودُ ، المُوَاسِيَةُ ، المُوَاتِيَةُ
، إذَا اتَّقَيْنَ اللهَ، وَشَرُّ نِسَائِكُمُ المُتَبَرِّجَاتُ
المُتَخَيِّلاَتُ وَهُنَّ المُنَافِقَاتُ ، لاَ يَدْخُلْنَ الجَنَّةَ إلاَّ
مِثْلَ الغُرَابِ الأعْصَمِ
“Sebaik-baik istri kalian adalah
yang penyayang, subur (banyak anak), mendukung suami lagi penurut, bila
mereka bertakwa kepada Allah. Dan sejelek-jelek istri kalian adalah
wanita yang suka bertabarruj (bersolek) dan sombong, mereka itu adalah
wanita-wanita munafik, mereka tidak akan masuk surga kecuali seperti
ghurob al-a’shom (sejenis burung gagak yang langka, pent).” [HR.
al-Baihaqi 7/82 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah no. 1849]
→ ☆☆ LIHATLAH SIFAT-SIFAT ISTRI SHOLIHAH BERIKUT INI☆☆ !
☆★ Al-Wadud (الوَدُودُ)
Ini merupakan sifat yang mulia dan tabiat yang terpuji pada seorang
wanita dan istri yang sholihah. Al-Wadud adalah yang disifati dengan
penyayang dan memperlihatkan rasa sayangnya itu, dan orang yang paling
berhak untuk mendapatkannya adalah suaminya. Ia memperlihatkan rasa
sayangnya kepada suaminya, mendampingi dan bergaul dengannya dengan
bertutur-kata yang lembut dengan ucapan-ucapan yang manis, dan
memperlihatkan rasa sayangnya dalam bermuamalah dengannya dalam
penampilan dan tingkah lakunya.
Memperlihatkan rasa sayang itu bisa dengan ucapan, tingkah laku, penampilan, perbuatan dan akhlak.
☆★ Al-Walud (الوَلُودُ)
Yaitu banyak keturunan. Ini merupakan sifat yang baik pada seorang
wanita yang baik. Jika seorang wanita diuji dengan suatu penyakit
(mandul), maka perkara ini tidak memudhorotkannya karena hal ini tidak
hanya terjadi pada dirinya saja, oleh karena itu janganlah ia
menyalahkan Alloh karena penyakit ini dan hal seperti ini tidaklah
menafikan kebaikannya.
Adapun kalau sebenarnya ia seorang
wanita yang subur namun ia menolak punya anak atau ingin memutus
keturunan maka ini bisa berbahaya baginya. Rosululloh shollallohu alaihi
wa sallam bersabda:
تزوجوا الودود الولود فاني مكاثر بكم الأمم
“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur karena aku berbangga dengan
banyaknya ummatku pada hari kiamat.” [HR. Ahmad no. 12613 dari hadits
Anas rodhiyallohu anhu dan dishohihkan al-Albani dalam al-Irwa’ no.
1784]
Maka seharusnya seorang wanita itu berusaha untuk
memiliki anak-anak, melakukan sebab-sebab agar bisa punya anak, kemudian
berusaha mendidik, menumbuhkan dan mengasuh mereka, serta meniatkan
agar hal ini bisa menjadi sebab adanya anak-anak sholeh dan
penyeru-penyeru kepada kebaikan di tengah-tengah masyarakat. Dan
hendaknya ia meniatkannya sejak awal ia memasuki jenjang pernikahan,
seolah-olah ia berkata antara dirinya dengan Alloh:
“semoga
saja Alloh memuliakanku dengan anak-anak yang kelak menjadi bagian dari
ummat yang mendapatkan petunjuk, ulama muslimin, atau termasuk dari
penyeru kepada kebaikan”,
Sehingga dituliskanlah baginya pahala yang besar dikarenakan niat yang baik ini serta usaha dan kesungguhannya.
☆★ Al-Muwatiyah (المُوَاتِيَةُ)
Yaitu yang tidak kasar dan keras, bahkan ia penurut, mau mendengarkan,
mentaatinya, memenuhi permintaannya dan tidak bersikap sombong dan
merasa tinggi terhadap suami, serta tidak bersikap durhaka kepada suami.
☆★ Al-Muwasiyah (المُوَاسِيَةُ)
Yaitu yang suka membantu suaminya dan berdiri di sisinya, mendukung
suaminya untuk berbuat kebaikan dan ketaatan kepada Alloh, dan
mendukungnya dalam apa-apa yang bisa mendatangkan kebahagiaan dan
kesuksesan.
→ Jika mereka bertakwa kepada Alloh
Yakni
sifat-sifat tadi hanya bermanfaat bagi seorang wanita jika ia bertakwa
kepada Alloh jalla wa ‘ala. Jadi seandainya ia adalah wanita yang
penyayang, subur, penurut dan mendukung suaminya akan tetapi yang ia
cari hanya sekedar urusan duniawi saja dan bukan karena ketakwaan kepada
Alloh, maka sifat-sifat tersebut tidak ada faidah dan manfaat baginya.
Jadi sifat-sifat ini hanya bermanfaat baginya jika ia niatkan untuk
mendapatkan ridho Alloh jalla wa ‘ala dan untuk melaksanakan ketakwaan
kepada-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar