FATWA-FATWA SEPUTAR PERHIASAN WANITA
AL FATWA FI ZIINAH BINTU HAWA |
Karya: Ummu Salamah As Salafiyah Al ‘Abbasiyah hafizhahallahu ta’ala
{وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌَ}
“DAN PAKAIAN TAQWA ITULAH YANG PALING BAIK”
Telah
kita ketahui dari pembahasan yang telah lalu bahwa asal perhiasan
adalah perkara yang disyari’atkan oleh agama kita yang lurus. Akan
tetapi hendaknya kita memperhatikan bahwa disana terdapat perhiasan yang
tampak (zhahir) – dan ini yang menjadi tema kita – dan perhiasan yang
tidak tampak (bathin) dan ini yang paling penting.
Maka janganlah kita tersibukkan dengan
yang penting dari yang terpenting. Perbaikan bathin dialah yang terdapat
padanya keselamatan dunia dan akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
{يَا
بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ
وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ
لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ}
Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya
Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian
indah sebagai perhiasan, namun pakaian taqwa itulah yang paling baik.
Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat” [Al a'raf: 26].
Berkata Imam Asy Syaukani rahimahullah dalam tafsirnya [2/204]:
“Yang dimaksud dengan pakaian taqwa
adalah pakaian wara’ dan menghindari kemaksiatan kepada Allah, menjaga
dirinya dan takut kepada Allah, yang demikian itu adalah pakaian yang
paling baik dan perhiasan yang paling indah”.
Dan yang seperti ini banyak tersebar luas pada perkataan orang arab, diantaranya:
Jika seseorang tidak memakai pakaian taqwa….Maka dia berubah telanjang walaupun dia berpakaian….
Dan setelah bait ini:
Dan sebaik-baik pakaian seseorang adalah mentaati Rabb-nya….Dan tidak ada kebaikan bagi orang yang bermaksiat kepada Allah.
Dan
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya [no. 2564] dari hadits Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ،
وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ» وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ إِلَى
صَدْرِهِ.
“Sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Allah
melihat kepada hati kalian” (seraya mengisyaratkan telunjuknya ke dada
beliau).
Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah:
“Ketahuilah bahwa keindahan terbagi
menjadi dua: zhahir dan bathin, keindahan bathin adalah yang dicintai
pada zatnya yaitu keindahan ilmu dan akal, kedermawanan, rendah hati dan
keberanian, dan keindahan bathin adalah tempat penglihatan Allah kepada
hamba-Nya dan tempat kecintaan-Nya sebagaimana disebutkan dalam hadits
yang shahih:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.”
Keindahan
bathin ini akan mempercantik penampilan yang zhahir walaupun tidak
terdapat padanya kecantikan (secara lahir), maka pemiliknya memakai
pakaian dari keindahan, kemuliaan dan kecantikan sesuai dengan apa yang
dipakaikan oleh jiwanya dari sifat-sifat tersebut.
Adapun
keindahan yang zhahir adalah perhiasan yang Allah khususkan dengannya
sebagian makhluk dari yang lainnya dan ini merupakan penambahan ciptaan
sebagaimana yang Allah firmankan tentangnya:
{يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ}
“Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya” [Faathir: 1].
Mereka (para ahli tafsir) mengatakan: yaitu suara dan penampilan yang bagus.
Dan
sebagaimana keindahan bathin merupakan ni’mat Allah Ta’ala yang paling
agung kepada hamba-Nya maka keindahan zhahir juga merupakan ni’mat Allah
kepada hamba-Nya, sehingga mewajibkan dia untuk bersyukur, jika dia
mensyukurinya dengan ketaqwaan kepada-Nya maka Dia akan menambahkan
keindahan diatas keindahannya, dan jika dia menggunakan keindahannya
dalam kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah akan
rubah untuknya sesuatu yang zhahir itu di dunia sebelum akhirat, yaitu
keindahan-keindahan tersebut berbalik menjadi keganasan, kejelekan dan
keburukan dan menjadikan orang yang melihatnya membencinya. Maka setiap
orang yang tidak bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla dengan keindahannya
dan kecantikannya, maka dia akan berbalik menjadi kejelekan dan
keburukan yang akan dijelekkan ditengah-tengah manusia.
Oleh karena itu, bagusnya bathin akan
mengangkat kejelekan yang zhahir dan menutupnya, sedangkan jeleknya
bathin akan mengangkat keindahan yang zhahir dan menutupnya.
Wahai yang bagus rupa jauhilah perkataan yang kotor …
Janganlah engkau merubah ketampanan dengan kejelekkan…
Wahai yang buruk rupa jadilah yang baik hati…
Janganlah engkau menggabungkan antara dua kejelekkan…
[Raudhatul Muhibbin (231)]
Mulailah dari dirimu wahai muslim dan perbaikilah hatimu!Wahai penjaga badan berapa banyak engkau berusaha menjaganya.…Apakah engkau mencari keuntungan pada sesuatu yang padanya kerugian?!…Tetapkanlah jiwamu dan sempurnakanlah keutamaannya…Karena engkau menjadi manusia dengan jiwamu, bukan dengan badanmu…
? Alih Bahasa: Ummu ‘Ubaidah Ruqayyah bintu Jamal Djohar Al Ambuniyah_29 Rajab 1435/28 Mei 2014_di Daarul Hadits Al Fiyusy_Harasahallah. |
0 komentar:
Posting Komentar