FATWA-FATWA SEPUTAR PERHIASAN WANITA
AL FATWA FI ZIINAH BINTU HAWA |
Karya: Ummu Salamah As Salafiyah Al ‘Abbasiyah hafizhahallahu ta’ala
MUQADDIMAH
Sesungguhnya
segala puji hanyalah milik Allah, kita memuji-Nya, meminta tolong
kepada-Nya, memohon ampunan-Nya dan kita berlindung kepada Allah dari
kejahatan diri-diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita. Barangsiapa
yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya
dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa
memberikan petunjuk kepadanya.
Aku
bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang haq untuk
disembah kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi
bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba dan
utusan-Nya,
Amma ba’du;
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
{قُلْ
مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ
وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ
الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ}
“Katakanlah:
“Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang
mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan)
bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk
mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu
bagi orang-orang yang mengetahui”. [Al A'raf: 32]
Diriwayatkan
dalam Shohih Muslim dari hadits ‘Abdullah bin Mas’ud_radhiyallahu
‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
«لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ
كِبْرٍ» قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ
حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً، قَالَ: «إِنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ
الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ»
“Tidak
akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji
sawi dari kesombongan”. Seorang laki-laki bertanya: ‘Sesungguhnya
seorang laki-laki menyukai apabila baju dan sandalnya bagus (apakah ini
termasuk kesombongan- pent)? Maka beliau pun menjawab: “Sesungguhnya
Allah itu Maha Indah, menyukai keindahan, tetapi kesombongan itu adalah
menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” [HR. Muslim]
Dan
didalam Sunan Abu Dawud [11/151] dengan sanad yang shahih dari hadits
Abu Hurairah_radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Sungguh telah datang
seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan laki-laki
itu adalah seorang yang tampan, dia berkata: ‘Wahai Rasulullah, aku
seorang laki-laki yang menyukai keindahan, dan aku juga diberi keindahan
sebagaimana yang engkau lihat, sampai-sampai aku tidak suka jika ada
seseorang yang melebihiku – mungkin ia mengatakan: ‘meskipun berupa
sandal atau tali sandal -, apakah itu bagian dari rasa sombong?’
قَالَ: لَا وَلَكِنَّ الْكِبْرَ مَنْ بَطِرَ الْحَقَّ وَغَمَطَ النَّاسَ
Beliau menjawab: “Tidak, akan tetapi sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” [HR. Abu Dawud]
Hadits ini terdapat dalam Al Jami’ Ash Shahih no 2793 karya Syaikh kita Muqbil_rahimahullah.
Bahkan
dalam syari’at kita yang bijak, telah memerintahkan kita untuk
mengambil perhiasan, kebersihan dan kerapian, Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
{يَا
بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا
وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ}
“Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. [Al A'raf: 31]
Dan
didalam Ash Shahihain dari hadits Abu Hurairah_radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«الْفِطْرَةُ
خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِنْ الْفِطْرَةِ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ
وَنَتْفُ الْإِبْطِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَقَصُّ الشَّارِبِ»
“(sunnah-sunnah)
fithrah itu ada lima – atau lima dari sunnah-sunnah fitrah – yaitu;
berkhitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku
dan mencukur kumis.” [HR Bukhori: 5889 dan Muslim: 257].
Dan
diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud [11/112] dengan sanad yang shahih
dan juga dalam Al Jami’ Ash Shahih [2794] karya Syaikh kita
rahimahullah, dari hadits Malik bin Nadhlah_radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata:
“Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam dengan baju yang lusuh. Maka beliau bertanya: “Apakah engkau
memiliki harta?” Ia menjawab, “Ya.” beliau bertanya lagi: “Harta apa
saja?” ia menjawab: “Allah telah memberiku unta, kambing, kuda dan
budak.” Beliau bersabda:
«فَإِذَا آتَاكَ اللَّهُ مَالًا فَلْيُرَ أَثَرُ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَيْكَ وَكَرَامَتِهِ »
“Jika Allah memberimu harta maka tampakkanlah wujud dari nikimat-Nya dan pemberian-Nya itu pada dirimu.”
Dan didalam Sunan Abu Dawud juga [11/80] dengan sanad yang hasan dari Abdullah bin ‘Abbas_radhiyallahu ‘anhuma ia berkata:
“Ketika orang-orang Haruri keluar, aku
menemui Ali_radhiyallahu ‘anhu. Lalu ia berkata: “Datangilah kaum
(Haruri) itu!”. Maka aku mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki
bangsa Yaman. – Abu Zumail berkata: “Ibnu Abbas adalah seorang laki-laki
yang sangat tampan dan enak dipandang -. Ibnu Abbas berkata: “Kemudian
aku mendatangi mereka (orang-orang Haruri), mereka berkata: “Selamat
datang wahai Ibnu ‘Abbas, ini pakaian apa!” Ibnu ‘Abbas menjawab:
“Kenapa kalian mencelaku! Sungguh, aku pernah melihat Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wasallam mengenakan pakaian yang sangat bagus.”
Dan hadits ini juga terdapat dalam Al Jami’ Ash Shahih no 2795, karya Syaikh kita rahimahullah.
Dan
kitab “Mu’jam Ath Thabrani Al Ausath” 11/2, dari hadits Sa’d bin Abi
Waqaash_radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
«طهِّروا أَفْنِيَتَكم، فإنَّ اليهودَ لا تُطَهِّرُ أفنيتَها »
“Bersihkanlah
halaman-halaman kalian karena orang Yahudi tidak pernah membersikan
halamannya” [lihat Ash Shahihah karya Syaikh Al Albani_rahimahullah no
236].
Dan
didalam Sunan Abu Dawud [10/331] dengan sanad yang hasan dari Abu
Hurairah_radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
«مَنْ نَامَ وَفِي يَدِهِ غَمَرٌ وَلَمْ يَغْسِلْهُ فَأَصَابَهُ شَيْءٌ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ»
“Barangsiapa
tidur dan di tangannya terdapat lemak daging yang belum ia bersihkan
kemudian mengenai sesuatu, maka janganlah ia mencela kecuali kepada
dirinya sendiri!”
Hadits ini terdapat dalam Al Jami’ Ash Shahih no 3120 karya Syaikh kita rahimahullah.
Demikian
juga dalil-dalil tentang kebersihan banyak sekali, hanya saja topik ini
bukanlah untuk menjabarkannya, karena kita ingin berbicara tentang
perhiasan wanita secara khusus.
Wabillahi Attaufiq.
? Alih Bahasa: Ummu ‘Ubaidah Ruqaiyah bintu Jamal Djohar Al Ambuniyah_13 Rajab 1435/ 12 Mei 2014_di Daarul Hadits Al Fiyusy_Harasahallah |
0 komentar:
Posting Komentar