Definition List

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 15 Desember 2014

SETIAP PAKAIAN YANG MENGANDUNG ISYARAT KEPADA HAL YANG HARAM MAKA MEMAKAINYA ADALAH HARAM


🔰 Silsilah Fatawa Adab dan Akhlak 🔰 ------------------------------
♨ SETIAP PAKAIAN YANG MENGANDUNG ISYARAT KEPADA HAL YANG HARAM MAKA MEMAKAINYA ADALAH HARAM. ------------------------------ 
💺 Fadhilatus Syaikh al-Faqih Ibnu 'Utsaimin rohimahulloh.
 📞 Pertanyaan: Apa hukum memakai pakaian yang padanya terdapat simbol-simbol yang menunjukkan kepada melodi dan musik? Apakah boleh memakainya dan sholat dengannya?

 🔏 Jawaban: 
✨ Setiap pakaian yang padanya ada isyarat kepada hal yang haram maka memakainya adalah haram.
 🔹 Pakaian yang padanya ada gambar-gambar (bernyawa) haram.
 🔸 Yang padanya terdapat gambar alat-alat musik dan alat-alat mainan (yang sia-sia) haram. 
 🔹 Yang padanya terdapat ajakan kepada perbuatan asusila (prostitusi) haram. Dikarenakan dijumpai -sebagaimana yang kami dengar- pada kain-kain flanel yang terdapat padanya ungkapan-ungkapan jelek untuk tujuan ini -juga- haram tidak boleh dipakai. 
 ❎ Yang terdapat padanya gambar-gambar orang haram, terlebih lagi jika gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar orang-orang kafir atau para pelawak maka bertambah keharamannya, kalau sekiranya kita bangsa ini saling menasehati dengan memutuskan hal ini maka tidak akan tersisa bagi gambar-gambar tesebut peredarannya di tengah-tengah kita, akan tetapi -sangat disayangkan- bahwa sebagian kita membela sebagian lainnya tanpa memperhatikan (lebih dulu) dan tanpa berfikir (panjang). 
📔 Liqo as-Syahri [45] 
🔊 Audio dapat didengar di: http://is.gd/ZJCg2L __✏ Alih Bahasa: Muhammad Sholehuddin Abu Abduh. ------------------------------
 🔻 كل لباس عليه إشارة لما هو حرام فلبسه حرام
 ▪الســؤال: ما حكم لبس الأقمشة التي عليها رسومات تدل على الأنغام والموسيقى؟ هل يجوز لبسها والصلاة فيها؟ ▪الجــواب: كل لباس عليه إشارة لما هو حرام فلبسه حرام
 🔹اللباس الذي فيه الصور حرام
 🔸الذي فيه صورة المعازف وآلات اللهو حرام
 🔹الذي فيه الدعوة للدعارة حرام 
👈 لأنه يوجد -كما نسمع- فنايل مكتوب عليها عبارات سيئة للغاية هذه -أيضاً- حرام لا يجوز لبسها 
❌ التي عليها صور آدميين حرام لا سيما إن كانت صور كفار أو أصحاب مجون فإنه يزداد تحريمها، لو أننا نحن الشعب تواصينا بمقاطعة هذه ما بقي لها رواج بيننا، لكن -مع الأسف- أن بعضنا يدفع بعضاً دون أن يتأمل ودون أن يتفكر. 📚 المصدر: اللقاء الشهري [45] 🔊 رابط المقطع الصوتي 
 http://is.gd/ZJCg2L ------------------------------

 🌏 WA Ahlus Sunnah Karawang.

Sabtu, 15 November 2014

Audio Kajian Kitabun Nikah

Bismillah,

Berikut Audio Kajian  Kitabun Nikah
Al-Ustadz Abu Nuâaim Muhammad Faishal Jamil Al-Maidaniy
06 Rabi' Al-Awwal â 04 Rabi' Al-Tsani 1432H -- 10/02 - 10/03 / 2011M

Ma'had As-Salafiyyah, Kecamatan Medan Denai

Kitabun Nikah [Sesi 1] Download 


Kitabun Nikah [Sesi 2] Download


Kitabun Nikah [Sesi 3] Download


Kitabun Nikah [Sesi 4] Download


Kitabun Nikah [Sesi 5] Download 

Rabu, 22 Oktober 2014

70 Tanya Jawab Tentang Hukum-hukum Jenazah

Bismillah

FAWAID ILMIYAH 
Bersama al Ustadz Abu Nasiim Mukhtar hafizhahullah

 
سبعون سؤالا في أحكام الجنائز
فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمن / tujuh puluh tanya jawab tentang hukum-hukum jenazah


Ust. Mukhtar – 01 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 2.7 MB 
Ust. Mukhtar – 02 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 1.2 MB 
Ust. Mukhtar – 03 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 3.5 MB 
Ust. Mukhtar – 04 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 5.8 MB 
Ust. Mukhtar – 05 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 700.8 KB 
Ust. Mukhtar – 06 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 1.3 MB 
Ust. Mukhtar – 07 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 558.7 KB 
Ust. Mukhtar – 08 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 1.4 MB 
Ust. Mukhtar – 09 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 404.9 KB 
Ust. Mukhtar – 10 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 771.0 KB 
Ust. Mukhtar – 11 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 489.5 KB 
Ust. Mukhtar – 12 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 993.4 KB 
Ust. Mukhtar – 13 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 659.4 KB 
Ust. Mukhtar – 14 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 944.3 KB 
Ust. Mukhtar – 15 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 300.8 KB 
Ust. Mukhtar – 16 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 2.1 MB 
Ust. Mukhtar – 21 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 404.3 KB 
Ust. Mukhtar – 22 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 1.2 MB 
Ust. Mukhtar – 23 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 903.6 KB 
Ust. Mukhtar – 24 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 594.0 KB 
Ust. Mukhtar – 25 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 1.3 MB 
Ust. Mukhtar – 26 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 981.9 KB 
Ust. Mukhtar – 27 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 1.5 MB 
Ust. Mukhtar – 28 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 674.7 KB 
Ust. Mukhtar – 29 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 292.1 KB 
Ust. Mukhtar – 30 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 412.0 KB 
Ust. Mukhtar – 31 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 634.6 KB 
Ust. Mukhtar – 31 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz (Tambahan) 1,017.6 KB 
Ust. Mukhtar – 32 Risalah Sab_una Su_alan Fiy Ahkamil Janaiz 520.6 KB 
Information Sumber Rekaman WhatsApp Salafy Indonesia

Jumat, 17 Oktober 2014

ASY-SYAIKH AL-FAUZAN MEMBANTAH ORANG YANG ALERGI TERHADAP BANTAHAN

ASY-SYAIKH AL-FAUZAN MEMBANTAH ORANG YANG ALERGI TERHADAP BANTAHAN Siapa saja yang datang kepada kita dan menginginkan agar kita keluar dari jalan ini, maka sikap kita: Pertama: Kita menolak ucapannya. Kedua: TIDAK CUKUP BAGI KITA HANYA DENGAN MENOLAKNYA SAJA, BAHKAN HARUS KITA JELASKAN DAN KITA MENTAHDZIRNYA AGAR MANUSIA MEWASPADAINYA, kita harus memperingatkan manusia darinya dan tidak boleh bagi kita untuk mendiamkannya. Karena jika kita diam maka manusia akan tertipu dengannya. Terlebih lagi jika orang tersebut adalah orang yang fasih, pandai berbicara, pandai menulis dan memiliki wawasan luas, karena manusia akan tertipu dengannya dan mereka akan mengatakan: “Dia ahli dan termasuk pemikir.” Sebagaimana hal ini terjadi sekarang ini. Jadi permasalahannya sangat berbahaya sekali. Jadi pada perkataan beliau ini (Al-Barbahary –pent) menunjukkan wajibnya membantah siapa saja yang menyelisihi kebenaran. HAL INI MENYELISIHI DENGAN APA YANG MEREKA KATAKAN: “TINGGALKANLAH BANTAHAN-BANTAHAN, BIARKAN MANUSIA MASING-MASING MENGIKUTI PENDAPATNYA DAN HORMATILAH, BEBAS BERPENDAPAT DAN BEBAS BERBICARA!” DENGAN PRINSIP SEMACAM INILAH UMAT INI AKAN BINASA. PADAHAL SALAF MEREKA TIDAK MENDIAMKAN ORANG-ORANG SEMACAM MEREKA INI. BAHKAN SALAF MEMBONGKAR KEJAHATAN MEREKA DAN MEMBANTAH MEREKA, KARENA MEREKA MENGETAHUI BETAPA BESAR BAHAYA MEREKA TERHADAP UMAT. MAKA KITA PUN TIDAK BOLEH MENDIAMKAN KEJAHATAN MEREKA, BAHKAN HARUS MENJELASKAN APA YANG ALLAH TURUNKAN. Kalau itu tidak kita lakukan maka kita menjadi orang-orang yang menyembunyikan kebenaran sebagaimana firman-Nya: إِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَا أَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِن بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِيْ الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلعَنُهُمُ اللهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللاَّعِنُوْنَ “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan yang jelas dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat pula oleh semua mahluk yang bisa melaknat.” (QS. Al-Baqarah: 159) Jadi PERKARANYA TIDAK TERBATAS TERHADAP MUBTADI’, BAHKAN PERKARANYA JUGA MENGENAI SIAPA SAJA YANG MENDIAMKANNYA. SIAPA YANG MENDIAMKANNYA MAKA DIA JUGA BERHAK MENDAPATKAN CELAAN DAN HUKUMAN, KARENA YANG WAJIB ADALAH MENJELASKAN DAN MENERANGKAN KEPADA MANUSIA. Dan ini merupakan tugas bantahan-bantahan ilmiah yang banyak dijumpai sekarang ini di perpustakaan kaum Muslimin. Semuanya membela jalan yang lurus dan memperingatkan kejahatan mereka. Jadi tidaklah menyebarkan pemikiran ini, yaitu pemikiran tentang kebebasan berpendapat, kebebasan berbicara dan agar saling menghormati pihak lain, kecuali orang yang menyesatkan dan menyembunyikan kebenaran. Kita bertujuan untuk mengikuti kebenaran, kita tidak bertujuan untuk mencela manusia dan tidak pula untuk membicarakan manusia. Tujuannya adalah menjelaskan kebenaran, dan ini merupakan amanah yang Allah bebankan kepada para ulama. Maka tidak boleh mendiamkan orang-orang semacam mereka ini. TETAPI SANGAT DISAYANGKAN SEANDAINYA ADA SESEORANG MEMBANTAH ORANG-ORANG SEMACAM MEREKA INI, MAKA MEREKA MENGATAKAN: “INI ADALAH ORANG YANG TERBURU-BURU.” “Engkau demikian dan demikian.” “Seandainya saja engkau diam, tentu perkaranya tidak akan menyebar.” Dan berbagai macam was-was yang lainnya. Namun hal ini sama sekali tidak akan menggembosi semangat para ulama untuk tetap berupaya menjelaskan kejahatan para penyeru kesesatan, hal ini tidak akan menggembosi para ulama itu. Hanya saja harus dibimbing oleh para ulama, tidak semua orang boleh membantah. Tidak boleh membantah kecuali ahlul ilmi wal bashirah yang mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, yang mengetahui mana yang haqq dan mana yang bathil, serta mengetahui bagaimana membantah dan bagaimana hujjah-hujjahnya serta membantah syubhat-syubhat yang ada. Sumber artikel: http://www.youtube.com/watch?v=zYamJ5eMsLQ Dikutip dari: http://forumsalafy.net/?p=6400 ---------------------------------  WA Ikhwah Nanga Nanga dikutip dari 📚 Kajian Darul Arqom

JIKA DENGAN MELIHAT SESEORANG TIDAK BISA MEMBERIMU MANFAAT, MAKA UCAPANNYA PUN TIDAK AKAN MEMBERIMU MANFAAT

ℹ JIKA DENGAN MELIHAT SESEORANG TIDAK BISA MEMBERIMU MANFAAT, MAKA UCAPANNYA PUN TIDAK AKAN MEMBERIMU MANFAAT ✏📚-Asy-Syaikh Muhammad Sa’id Ruslan hafizhahullah Kaedah-kaedah semacam ini –wahai hamba-hamba Allah– kita ambil dari Kitabullah dan dari Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi was sallam, serta dari bimbingan Masayikh Kibar yang mereka mengajari manusia tidak hanya dengan ucapan mereka saja, tetapi mereka mengajari manusia juga dengan akhlak dan kepribadian mereka. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Abdullah bin Al-Mubarak rahimahullah. Beliau jika para muridnya mengadakan sebuah majelis maka terkadang mereka menghabiskan waktu yang lama untuk saling mengingat keutamaan sifat-sifat beliau. Jadi sebuah majelis saja bisa berakhir tanpa bisa menyelesaikan untuk menyebutkan semua keutamaan beliau. Dan beliau adalah seorang yang terkenal dermawan, pemurah, seorang mujahid, suka memberi, zuhud, juga seorang muhaddits, ahli tafsir, dan seorang ulama yang banyak hafalannya, dan katakan apa yang engkau inginkan tentang beliau. Semoga Allah merahmati beliau. Namun bersamaan dengan semua itu, beliau mengatakan: إِذَا رَأَيْتُ الْفُضَيْلَ بْنَ عِيَاضٍ جُدِّدَ لِيْ الْحُزْنُ وَأَبْغَضْتُ نَفْسِيْ. “Jika aku melihat Al-Fudhail bin Iyadh, maka muncullah kesedihan yang baru dan aku jadi membenci diriku sendiri.” Beliau mengatakan: “Jika aku melihat Al-Fudhail bin Iyadh –maksudnya: jika saya melihat wajahnya– maka muncullah kesedihan yang baru –maksudnya pada diri beliau– dan aku jadi membenci diriku sendiri.” Lalu beliau mengatakan: وَمَنْ لَمْ يَنْفَعْكَ لَحْظُهُ فَلَنْ يَنْفَعَكَ لَفْظُهُ. “Dan barangsiapa yang penampilannya tidak memberimu manfaat, maka ucapannya pun tidak akan memberimu manfaat.” Barangsiapa yang penampilannya tidak memberimu manfaat, maksudnya: jika engkau melihatnya, seharusnya engkau menjadi teringat kepada Allah dan memperbaiki diri. Jadi jika dengan memperhatikan penampilan seseorang tidak bisa memberimu manfaaat, maka ucapannya pun tidak akan memberimu manfaat. Maka kita memohon kepada Allah yang Maha Mulia Keagungan-Nya agar menjadikan ini semua sebagai sesuatu yang benar-benar kita perhatikan dengan serius dan menjadikan kita selalu mengingatnya, juga semoga Allah menyatukan tercerai berainya umat kita, menghilangkan penderitaan mereka, serta menghimpun mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yaa Allah, tuntunlah kami menuju keridhaan-Mu dan hadapkanlah hati kami kepada-Mu. Yaa Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang engkau beri hidayah, masukkan kami ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang Engkau berikan perhatian, bimbingan, dan pertolongan, dan lindungilah kami dan selamatkanlah kami dari keburukan yang Engkau tetapkan... وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ. 📚Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=147847 ✏-Alih Bahasa: Abu Almass Sumber: http://forumsalafy.net/?p=7448 

WASIAT SALAFUSH SHOLIH KEPADA KAUM MUSLIMIN

✒📜 WASIAT SALAFUSH SHOLIH KEPADA KAUM MUSLIMIN ✒📃✒📃✒📃✒  قال سفيان الثوري -رحمه الله-: فيما أوصى به علي بن الحسن السلمي: ( عليك بالصدق في المواطن كلها،وإياك و الكذب و الخيانة و مجالسة أصحابها، فإنها وزر كله، و إياك ياأخي و الرياء في القول و العمل فإنه شرك بعينه، وإياك و العجب فإن العمل الصالح لا يرفع وفيه عجب، ولاتأخذن إلا ممن هو مشفق على دينه،فإن مثل الذي هو غير مشفق على دينه، كمثل طبيب به داء لا يستطيع أن يعالج داء نفسه، و ينصح لنفسه، كيف يعالج داء الناس و ينصح لهم؟! فهذا الذي لا يشفق على دينه كيف يشفق على دينك؟ و يا أخي إنما دينك لحمك و دمك، ابك على نفسك و ارحمها فإن أنت لم ترحمها لم ترحم، و ليكن جليسك من يزهد في الدنيا و يرغب في الآخرة، و إياك و مجالسة أهل الدنيا الذين يخوضون في حديث الدنيا فإنهم يفسدون دينك و قلبك، و أكثر ذكر الموت و أكثر الاستغفار مما قد سلف من ذنوبك، وسل الله السلامة لما بقي من عمرك ثم عليك ياأخي بأدب حسن و خلق حسن ولا تخالفن الجماعة فإن الخير فيها إلا من هو مكب على الدنيا كالذين يعمر بيتا و يخرب آخر ... ) [ لم الدرر المنثور من قول المأثور ص ٢٥٥ ] 📎 Berkata Sufyan at tsauri -rahimahullah-: yang telah diwasiatkan kepadanya Ali bin Al Hasan as silmy: "Berbuat jujurlah engkau di seluruh tempat yang engkau berpijak, dan jauhilah kedustaan, khianat dan duduk bersama orang yang berdusta dan berkhianat, karena sesungguhnya seluruh (perbuatan tersebut) dosa dan buruk, jauhilah wahai saudaraku dari riya' dalam perkataan dan perbuatan karena sesungguhnya (riya) adalah perbuatan syirik itu sendiri, dan jauhilah dari sifat kagum (pada diri sendiri) karena sesungguhnya amal sholeh tidak akan di angkat (amal perbuatannya kepada Allah) yang di dalamnya terdapat sifat kagum, dan janganlah sekali-kali kamu mengambil (agama ) kecuali dari orang-orang yang mempunyai simpati atas agamanya, karena sesungguhnya perumpamaan orang yang tidak memiliki simpati atas agamanya seperti dokter yang (berpenyakit) yang tidak dapat menyembuhkan penyakitnya sendiri dan tidak dapat menasehati dirinya sendiri, lantas bagaimana ia menyembuhkan penyakit orang lain ? dan bagaimana ia menasehati mereka ?! Maka orang yang tidak memiliki simpati atas agamanya bagaimana ia bisa bersimpati atas agamamu? , dan wahai saudaraku sesungguhnya agamamu dagingmu dan darahmu !! Menangislah atas dirimu sendiri dan sayangilah ia, karena jika engkau tidak menyayanginya maka engkau tidak akan dikasih sayangi, dan jadikan teman dudukmu adalah orang yang meninggalkan kesenangan duniawi dan mencari akhirat, dan waspadalah kamu dari duduk bersama orang yang cinta dunia yaitu orang yang membawamu dalam percakapan duniawi karena sesungguhnya mereka akan merusak agamamu dan hatimu, dan perbanyaklah mengingat kematian dan banyaklah memohon ampun terhadap perbuatan-perbuatan dosamu yang telah lampau, dan mintalah kepada Allah azza wa jalla keselamatan dari sisa umurmu, kemudian atasmu wahai saudaraku untuk berprilaku baik dan berakhlak baik, dan janganlah engkau menyelisihi jama'ah karena sesungguhnya kebaikan terdapat di dalamnya, kecuali siapa dari mereka yang tersungkur atas dunia layaknya mereka yang membangun rumah dan yang lainnya menghancurkan ...” (Lamuddurar al Mantsur min Qoulil Ma'tsur hal. 255) ✒ Dialih bahasakan oleh Abu Kuraib Bandung 

Hukum Shalat Sebelum Masuk Waktunya

⏰⛔ Hukum Shalat Sebelum Masuk Waktunya

 قال الشيخ محمد بن صالح العثيمين: والصلاة لا تصحُّ قبل الوقت بإجماع المسلمين، فإن صلَّى قبل الوقت، فإن كان متعمِّداً فصلاته باطلة، ولا يسلم من الإثم، وإن كان غير متعمِّد لظنِّه أنَّ الوقت قد دخل، فليس بآثم، وصلاته نَفْل، ولكن عليه الإعادة؛ لأنَّ من شروط الصَّلاة دخول الوقت.  الشرح الممتع http://www.ibnothaimeen.com/all/books/article_18053.shtml 

As-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan: "Kaum muslimin pun sepakat akan tidak sahnya shalat yang dikerjakan sebelum masuk waktunya. 📎 Bila seseorang shalat sebelum waktunya dengan sengaja maka ▪shalatnya batil ▪ dan ia tidak selamat dari dosa 📎 Namun bila tidak sengaja, dalam arti ia mengira telah masuk waktu shalat padahal belum maka 🔷 ia tidak berdosa 🔷 shalatnya tersebut teranggap sebagai nafilah (shalat sunnah) 🔷 dan ia wajib mengulangi shalatnya setelah masuk waktunya. Karena termasuk syarat shalat adalah masuknya waktu shalat. 📚 Sumber: As-Syarhul Mumti' 1/398  Whatsapp al-Ukhuwwah  Grup d atas oleh al ustadz Zulpa anas dr semarang Yg ingin gabung d forumnya tapaddolu ke no beliau d bawah ini No : 0852-2658-6975 Semoga bermanfaat Barokallohu fiikum 📚 wa berbagi ilmu syar'i 💫

Dauroh Bantul, Yogyakarta "Sesatnya Ideologi ISIS" 24 Dzulhijjah 1435 H/19 Oktober 2014 M

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan Hanya Mengharap Ridho Alloh Ta’ala
Hadirilah…Kajian Islam Ilmiyyah

Sesatnya Ideologi I.S.I.S

Pembicara : Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar Hafidzhohulloh
Waktu : Ahad 19 Oktober 2014 Jam 15.00 (Ba’da Ashar ) – selesai
Tempat : Masjid Agung Manunggal Bantul
Informasi
085743030880, 081804100033
live streaming
salafy.or.id
Radio Rasyid
Radio Miratsul Anbiya Indonesia

Kajian ini Diselenggarakan Oleh :
Panitia Kajian Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah (PAKIS BANTUL)

Rabu, 08 Oktober 2014

SILSILAH AMALIYAH UNTUK MEMBAHAGIAKAN SANG SUAMI

" SILSILAH AMALIYAH UNTUK MEMBAHAGIAKAN SANG SUAMI "

〰〰〰〰〰〰〰〰
(Muqodimah)
Bismillah,
KELUARGA adalah sebuah ungkapan kata yang sejuk dambaan setiap insan, tempat kembali untuk mencurahkan rasa rindu hati dan kangen .
Disanalah kita kembali dari rantau kita, kampung halaman dan keluarga menjadi sebuah tempat berkumpul dan kembali..
🏡Keluarga adalah sebuah miniatur negara, terangkai dari dua insan yang tak saling kenal kemudian hidup bersama..
💕Saling berbagi dan menerima sesuatu yang dia biasa sendiri, sekarang harus berhadapan dengan manusia yang lain karakter dan watak.
Ya....itu semua mengharuskan saling memahami tentunya ...
saling mengerti ...
Wahai saudariku,
ketahuilah..
" ketidakbisaan hanyalah dimiliki orang-orang yang gagal, tidak pernah ada kata tidak bisa , walau harus sejuta kali mencoba...." .
Wahai saudariku ...
🏡 Pemahaman tentang nilai sebuah keluarga sudah kita maklumi bersama..
Keluarga itu bisa menjadi sebuah surga dunia , penyejuk hati pelipur lara, pelepas lelah letih selepas bekerja..
pemupuk semangat dan motivasi bagi penghuninya..
Demikian pula sebuah keluarga akan terasa bagai sebuah bencana,
menambah luka menindih derita bahkan membuat sesak dada memusnahkan harapan dan cita..
💕Wahai saudariku taukah kamu....
Hanya istrilah yang mampu memberi suasana nyaman ( setelah Allah Ta'ala ) kepada sang suami..
🌳Ada sebagian wanita yang mampu menciptakan sebuah rumah bagai taman yang menawan,
ruang peristirahatan yang tenang...
walaupun terkadang dihimpit berbagai macam kekurangan..
Tetapi tak jarang pula dia merubah sebuah rumah menjadi padang sahara.. ,
diliputi dengan batu dan kerikil serta kegersangan...
🌲Ada pula seorang wanita yang membuat rumah sang suami bak sebuah unggukan pekuburan yang sunyi..,
sepi seperti tidak ada kehidupan didalamnya..
Semoga apa yang akan kami sampaikan ini mendapat taufiq dari Allah Ta'ala sebagai bentuk peranserta kami dalam kebaikan..
karena sebaik-baik manusia itu yang berbuat baik dan bermanfaat tidak hanya tuk dirinya namun juga pada manusia yang disekelilingnya 
Dan kupersembahkan untukmu nasehat-nasehat mulia berikut ini :
1. Semenjak kau terimanya lamaran darinya maka hal itu tanda sebuah kalimat setuju darimu terhadap semua keadaan yang dimilikinya.
2. Terimalah dengan ketulusan hatimu apapun yang dia beri untukmu atas kadar kemampuannya agar tidak membuat hatinya bersedih..
3. Pahamilah wahai para istri sesungguhnya para suami menikahi seorang gadis karena menginginkan agar dia menjadi seorang wanita hakiki..
💕melayani, mengurus dan menyediakan kebutuhannya,
Dahulukan untuknya pelayananmu, baru kemudian pekerjaanmu sendiri..
4. Dia menikahimu, namun...dia dilayani oleh sang pembantu,
dimanakah dirimu? akankah ini akan melabuhkan cintanya yang abadi kepadamu ....
Taukah kamu : 
"hati itu akan diperbudak oleh orang yang berbuat baik padanya"..
💕Kecondongan hati senantiasa menuju orang yang melayani apa yang menjadi kebutuhannya . 
5. Kalian menginginkan para suami seperti para Nabi dan shohabat ....
Sementara kalian tidak siap menjadi Ummahatul Mu'minin dan Shohabiyah ...
6. Jadilah seperti Ummahatul Mu'minin kalau menginginkan suami seperti para Nabi ....
7. Janganlah kalian seperti istri Nabi Ayyub 'alaihissalam...
Ingatlah mempunyai suami yang sholeh merupakan nikmat akan tetapi banyak para istri yang tidak sabar....
8. Keumuman para suami apabila mendapat pelayanan baik dari sang istri akan bertambah sayang dan kecintaanya.. 💕
9. Seorang istri hendaknya berupaya untuk menggapai kasih sayang suami dengan muamalah yang baik.. melengkapi nilai-nilai kehidupan sang suami, memberi ketenangan dan kebahagiaan kepada suami..
10. Senantiasa menampakkan kegembiraan terhadap pemberian sang suami walaupun nilainya murah..
" barang siapa yang tidak bersyukur dari sedikit yang ia terima maka tidak akan mampu bersyukur dari banyaknya " .
11. Berusaha memahami watak suami dari kebiasaan-kebiasaannya , dan bertanya apa yang dia sukai ataupun yang dia benci .
💕Maka sungguh hal ini adalah cara untuk mengokohkan pondasi sebuah mahligai.. serta menancapkan bunga-bunga dalam perjalanan hidupnya .
12. Wahai para istri ketahuilah bahwa wanita itu lemah badannya namun sangat kuat pengaruhnya..
maka gunakanlah pengaruh kuatmu untuk memotivasi suami dalam hal-hal yang baik, dunia dan akhiratmu...
13. Dukunganmu akan membuatnya mantap dalam melangkah..menumbuhkan semangat dalam bekerja...
14. Janganlah mudah terpengaruh dengan ucapan yang ditujukan pada dirinya.. asalkan dia tetap menjaga agama dan kehormatannya karena ini akan membuatnya gembira dan menguatkan rasa kasih dan cintanya padamu..
15. Janganlah kau sebar rahasianya, hal itu akan membuat dia murka denganmu dan hilang kepercayaannya terhadapmu..
kecuali untuk kebaikannya dan kebaikan keluargamu itupun harus kau sampaikan pada orang yang sholih yang kau anggap mampu untuk memperbaiki dan tidak pada semua orang..
🌲🌳🏡
16. Seorang istri memiliki peran agung , sebagai penolong suami dalam kebaikan, sebagai seorang ibu yang penyayang bagi suami dan anak-anaknya..💕
17. Terkadang suami berhasil karena peran istri.. ,
pun demikian suami hancur luluh lantah karena sang istri meninggalkan perannya..
18. Jauhilah olehmu tiga kata yang menyedihkan suamimu :
🔸memang..
🔸jika...
🔸mestinya ....
Gantilah dengan kata :
🔹sabar...
🔹jangan menyerah...
🔹Insyaa Alloh dibalik ini semua ada hikmahnya..
Subhanallah.....betapa dinginnya hati sang suami....
19. Bersabarlah dalam mencari ilmu agamamu :
tentang hak-hak seorang suami dan dalam prakteknya..
📜bacalah kisah-kisah para wanita sholihah yang telah berlalu ...
20. Kalau dirimu seorang berilmu janganlah kau sombong terhadap suamimu;
membantah , sok tau , merendahkannya...
sungguh ilmu yang kau miliki tiada berguna ....
21. Ketahuilah bahwa secara statistik jumlah perceraian dikalangan kaum muslimin sebab dan faktor terbesarnya adalah tidak pandai dan cakap dalam mengurus keluarganya..
22. Mulailah dari dirimu wahai para istri ....
💕Jadilah kau istri-istri yang baik , sebelum kau mengharuskan para suami
karena yang kau dapat seperti yang kau beri...
23. Jadilah kamu seorang istri yang membanggakan suamimu, kecakapanmu dalam melayani sang suami ...
24. Tampilah menyenangkan di hadapan suami baik dengan hiasan kecantikanmu , juga dengan kelembutan tutur kata dan akhlaqmu..
Ini semua adalah tuntunan Nabimu ...
25. Kau siapkan rumahmu untuk menyambut kedatangan suamimu , buatlah rumahmu indah , nyaman dan menentramkan... 💕
26. Setelah dia penat dan letih bekerja..
sambutlah kedatangannya dengan senyuman manismu.
setelah pulang jangan kau biarkan dia membuka pintu rumahnya sendiri sedangkan kau sedang santai..
27. Siapkan anak-anakmu dengan baju yang rapi dan wangi untuk menyambut kedatangan abi....
tunjukkan bahwa dia adalah tamu yang sangat ditunggu-tunggu....
💕betapa bahagianya abi sehingga akan bertambah sayang dan cintanya kepada keluarga yang sangat memperhatikannya ..
28. Saling perhatian, pengertian dan saling memahami... itulah kunci kebahagiaan sebuah keluarga...
29. Wahai para istri...
Janganlah kalian ukur kebahagiaan itu dengan kesenangan, harta melimpah, rumah mewah , serta kendaraan yang wah ...
💖ketahuilah bahwa ukurannya adalah dengan apa yang terdapat di relung hatimu...
🌳Sebuah pepatah mengatakan :
" terangnya lampu tak akan dirasa jika kedua matamu terpejam..."
🔎Kenikmatan itu tak bisa kau rasa kalau hatimu tidak bisa bersyukur dan gundah gulana..
Pertanyaan untukmu..
🏡Jika dirimu berdua bersama dengan kekasihmu, kemudian didepanmu ada dua jalan:
🔸Jalan yang satu terang-benderang, lurus, halus dan ramai...
🔸Kemudian jalan yang satunya gelap, berbatu, sepi tiada orang yang lewat ....
Manakah yang akan kau pilih......
Sesungguhnya kenikmatan itu bukan diukur dari hal-hal yang indah dan menyenangkan tapi bagaimana hati disaat menghadapinya......
30.  Belajar masak-memasak itu juga penting.. jangan kau remehkan,
🍹🍪
Di sela-sela belajar agama.. maka hal inipun harus diberi porsi, dan ini adalah fitrohmu....
Selain kau bahagiakan suami dengan hasil usahamu,
kamupun mampu meminimalkan pengeluaranmu.....
31.  Belajarlah kamu untuk menikmati dan bukan menyesali...
mensyukuri dan bukan mengkufuri...
inilah sebuah barokah hidup, kalau tidak maka hidupmu akan sengsara dan menderita..
32. Kamu terima kekurangan suamimu sebagaimana menerima kelebihannya..
33. Ilmu yang tak kalah pentingnya adalah ilmu mengurus dan merawat keluarga suami dan anak-anak, serta merawat rumah suami dengan baik..
📦maka berikanlah porsinya wahai para istri ....
34. Ilmu tata rias walaupun tak begitu penting namun pahalanya besar karena istri yang baik mampu menyenagkan suami..
Dalam hadits :
     تسره اذا نظر
"...yang menyenangkan jika dipandang.."
35. Perhatikanlah wahai para istri tiga tempat ini:
Dapur mu..
🛁Kasur mu..
Sumur mu..
Kalian mutqinkan (kuasai benar) apa yang harus kalian kerjakan di tempat-tempat ini ...
36. Belajarlah untuk jangan banyak menuntut...
Ketahuilah para istri.....
" Anak muda didepanmu itu adalah anak kesayangan ibunya, ia telah dibesarkan oleh sang ibu dengan kasih sayangnya dan sangat mencintainya..
🍒kemudian dia tumbuh besar lalu meninggalkan ibunya dan hidup bersamamu...
Mengurusimu ...
Meninggalkan ibunya demi dirimu...
Maka janganlah kau sakiti dia dengan sifat burukmu ...
🌲🌳🏡
〰〰〰〰〰〰〰〰
 Ustadz Abul Hasan Alwonogiry (anggota grup FBF 5).
Rumah Belajar An Najiyah .
Cikarang Telaga Murni
🌏 WA Forum Berbagi Faidah

Senin, 29 September 2014

Untuk Suami dan Istri Nasihat dari Imam Al-Albani


Dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang mesti ada saja empasan ombak dan terpaan badai, sepasang suami istri selalu butuh nasihat agar mereka selamat membawa bahtera mereka sampai ke dermaga kebahagiaan.

Keduanya butuh untuk selalu diingatkan dan hendaknya tak jemu-jemu mendengarkan nasihat/peringatan walaupun sudah pernah mengetahui apa yang dinasihatkan tersebut.

Al-Imam Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani t, seorang ‘alim rabbani, dalam kitabnya yang sangat bernilai Adabuz Zifaf fis Sunnatil Muthahharah tidak lupa memberikan nasihat kepada pasangan suami istri di pengujung kitabnya tersebut. Sebuah nasihat yang sangat patut kita simak karena bersandar dengan kitabullah dan Sunnah Rasul n…1

Pertama: Hendaknya sepasang suami istri taat kepada Allah k dan saling menasihati untuk taat, mengikuti hukum-hukum yang termaktub dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Keduanya jangan mengedepankan selain hukum-hukum Al-Qur’an dan As-Sunnah karena taklid/membebek atau mengikuti kebiasaan yang ada di tengah manusia, atau karena mengikuti satu mazhab tertentu. Allah k berfirman:

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak pula bagi wanita yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, mereka memiliki pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh ia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Al-Ahzab: 36)



Kedua: Masing-masing menunaikan kewajiban-kewajiban dan hak-hak terhadap yang lain sesuai yang Allah k tetapkan atas mereka. Maka, janganlah misalnya si istri menuntut persamaan dengan lelaki/suaminya dalam segala haknya. Sebaliknya, janganlah si lelaki/suami merasa tinggi/bersikap melampaui batas karena apa yang Allah k utamakan kepadanya lebih dari istrinya dalam hal kepemimpinan, sehingga si suami menzalimi istrinya dan memukulnya tanpa ada sebab yang dibolehkan. Allah k berfirman:

“Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami memiliki satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.” (Al-Baqarah: 228)

“Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atau sebagian yang lain (wanita). Dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah lagi menjaga diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuz2nya maka nasihatilah mereka dan tinggalkan mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka. Kemudian bila mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka3. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (An-Nisa’: 34)

Mu’awiyah bin Haidah z pernah bertanya kepada Rasulullah n:

يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَا حَقُّ زَوْجَةِ أَحَدِنَا عَلَيْهِ؟

“Wahai Rasulullah, apakah hak istri salah seorang dari kami terhadap suaminya?”

Rasulullah n menjawab:

أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ، وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ، وَلاَ تُقَبِّحِ الْوَجْهَ، وَلاَ تَضْرِبْ، [وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِي الْبَيْتِ] كَيْفَ وَقَدْ أَفْضَى بَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ، إِلاَّ بِمَا حَلَّ عَلَيْهِنَّ

“Engkau beri makan istrimu apabila engkau makan dan engkau beri pakaian bila engkau berpakaian. Janganlah engkau menjelekkan wajahnya4, jangan memukul, [dan jangan memboikotnya (mendiamkannya) kecuali di dalam rumah5]. Bagaimana hal itu kalian lakukan, sementara sebagian kalian telah bergaul dengan sebagian yang lain6, terkecuali dengan apa yang dihalalkan atas mereka.”7

Rasulullah n bersabda:

الْمُقْسِطُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ عَلَى يَمِيْنِ الرَّحْمَنِ –كِلْتَا يَدَيْهِ يَمِيْنٌ- الَّذِيْنَ يَعْدِلُوْنَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيْهِمْ وََمَا وَلُوْا

“Orang-orang yang adil pada hari kiamat nanti mereka berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya di atas tangan kanan Ar-Rahman –dan kedua tangan-Nya kanan–, yaitu mereka yang berlaku adil dalam hukum mereka, kepada keluarga mereka dan pada apa yang mereka urusi.”8

Apabila keduanya mengetahui hal ini dan mengamalkannya, niscaya Allah k akan menghidupkan mereka dengan kehidupan yang baik dan selama keduanya hidup bersama. Mereka akan berada dalam ketenangan dan kebahagiaan. Allah k berfirman:

“Siapa yang melakukan amal shalih dari kalangan laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan ia beriman, maka Kami akan menghidupkannya dengan kehidupan yang baik dan Kami akan balas mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang dulunya mereka amalkan.” (An-Nahl: 97)



Ketiga: Bagi istri secara khusus, hendaknya ia menaati suaminya dalam apa yang diperintahkan kepadanya sebatas kemampuannya. Karena hal ini termasuk perkara yang dengannya Allah k melebihkan kaum lelaki di atas kaum wanita sebagaimana Allah k nyatakan dalam dua ayat yang telah disebutkan di atas:

“Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.”

“Dan kaum lelaki memiliki kedudukan satu derajat di atas kaum wanita.” (Al-Baqarah: 228)

Sungguh banyak hadits shahih yang datang memperkuat makna ini dan menjelaskan dengan gamblang apa yang akan diperoleh wanita dari kebaikan ataupun kejelekan bila ia menaati suaminya atau mendurhakainya.

Di sini kita akan sebutkan sebagian hadits-hadits tersebut, semoga dapat menjadi peringatan bagi para wanita di zaman kita ini, karena sungguh Allah k berfirman:

“Dan tetaplah memberi peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz-Dzariyat: 55)



Hadits pertama:

لاَ يِحِلُّ لِامْرَأَةٍ أَنْ تَصُوْمَ -وَفِي رِوَايَةٍ: لاَ تَصُمِ الْمَرْأَةُ- وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ [غَيْرَ رَمَضَانَ] وَلاَ تَأْذَنْ فِي بَيْتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Tidak halal seorang istri puasa (dalam satu riwayat: Janganlah seorang istri puasa) sementara suaminya ada di tempat9 kecuali dengan izin suaminya (terkecuali puasa Ramadhan) dan istri tidak boleh mengizinkan seseorang masuk ke rumah suaminya terkecuali dengan izin suaminya.”10



Hadits kedua:

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتََهُ إِلَى فِِِرَاشِهِ فَلَمْ تَأْتِهِ، فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ – وَ فِي رِوَايَةٍ: أَوْ حَتَّى تَرْجِعَ- (وَفِي أُخْرَى: حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا)

“Jika seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya11 namun si istri tidak mendatangi suaminya hingga suaminya bermalam dalam keadaan marah kepadanya, niscaya para malaikat akan melaknatnya sampai ia berada di pagi hari.”

“Dalam satu riwayat: atau sampai si istri kembali. Dalam riwayat lain: sampai suaminya ridha terhadapnya.”12



Hadits ketiga:

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لاَ تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ رَبِّهَا حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا، ولَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلىَ قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ [نَفْسَهَا]

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seorang istri dapat menunaikan hak Rabbnya hingga ia menunaikan hak suaminya. Seandainya suaminya meminta dirinya (mengajaknya jima’) sementara ia sedang berada di atas qatab13 maka ia tidak boleh mencegah suaminya dari dirinya.”14



Hadits keempat:

لاَ تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهَا مِنَ الْحُوْرِ الْعَيْنِ: لاَ تُؤْذِيْهِ قَاتَلَكِ اللهُ، فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيْلٌ يُوْشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا

“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia melainkan berkata istrinya dari bidadari surga, ‘Janganlah engkau sakiti dia, semoga Allah memerangimu, dia di sisimu hanyalah dakhil15. Hampir-hampir ia berpisah denganmu menuju kepada kami’.”16



Hadits kelima:

Dari Hushain bin Mihshan z, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku bibiku, ia berkata: Aku pernah datang ke tempat Rasulullah n karena satu keperluan. Ketika itu Rasulullah n bertanya:

أَيْ هَذِهِ، أَذَاتُ بَعْلٍ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجِزْتُ عَنْهُ. قَالَ:[فَانْظُرِيْ] أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنارُكِ

“Wahai wanita, apakah engkau punya suami?” Aku menjawab, “Iya.” “Bagaimana yang engkau perbuat terhadap suamimu?” tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: “Saya tidak pernah mengurangi haknya17 kecuali dalam perkara yang saya tidak mampu.” Rasulullah bersabda: “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.”18



Hadits keenam:

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ

“Apabila seorang istri mengerjakan shalat lima waktunya, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya maka ia akan masuk surga dari pintu surga mana saja yang ia inginkan.”19

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
1 Catatan kaki yang ada dalam tulisan ini juga dari kitab Adabuz Zifaf, cet. ke-3 dari Al-Maktab Al-Islami.
2 Nusyuz para istri adalah keluarnya mereka dari ketaatan. Ibnu Katsir t berkata, “Nusyuz bermakna irtifa’ (tinggi). Istri yang berbuat nusyuz adalah istri yang mengangkat/meninggikan dirinya di atas suaminya, meninggalkan ketaatan kepada perintah suaminya, berpaling darinya.”
3 Maksudnya, apabila seorang istri menaati suaminya dalam seluruh perkara yang diinginkan suaminya dari dirinya sebatas yang dibolehkan Allah l, setelah itu tidak ada jalan bagi si suami untuk mencela dan menyakitinya. Si suami tidak boleh memukul dan menghajrnya. Firman Allah k:
“Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”, merupakan ancaman kepada para suami bila melakukan kezaliman terhadap para istri tanpa ada sebab. Karena sungguh Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar merupakan penolong mereka (para istri), Dia akan memberi balasan kepada orang yang menzalimi dan berbuat melampaui batas terhadap mereka. Demikian disebutkan dalam Tafsir Ibni Katsir.
4 Maksudnya, jangan engkau mengatakan, “Semoga Allah l menjelekkan wajahmu.”
Ucapan Nabi n:
وَلاَ تَضْرِبْ
“Jangan engkau memukul”, maksudnya memukul wajah. Pukulan hanyalah dilakukan bila memang harus diberikan dan ditujukan pada selain wajah.
5 Maksudnya, janganlah engkau memboikotnya kecuali di tempat tidur. Bukan dengan engkau meninggalkannya dengan pindah ke tempat lain, atau memindahkannya dari rumahmu ke rumah yang lain. Demikian diterangkan dalam Syarhus Sunnah, (3/26/1).
6 Yakni kalian telah melakukan hubungan badan.
Ucapan Nabi n :
إِلاَّ بِمَا حَلَّ عَلَيْهِنَّ
“Terkecuali dengan apa yang dihalalkan atas mereka”, yaitu berupa pukulan dan hajr disebabkan nusyuznya mereka, sebagaimana hal ini jelas disebutkan dalam ayat yang telah lewat.
7 HR. Abu Dawud (1/334), Al-Hakim (2/187-188), Ahmad (5/3 dan 5). Tambahan yang ada dalam kurung [ ] adalah dari riwayat Ahmad dengan sanad yang hasan. Al-Hakim berkata, “Shahih.” Adz-Dzahabi menyepakati Al-Hakim dalam penshahihannya. Al-Baghawi juga meriwayatkannya dalam Syarhus Sunnah.
8 HR. Muslim (6/7), Al-Husain Al-Marwazi dalam Zawaid Az-Zuhud karya Ibnul Mubarak (120/2) dari Al-Kawakib karya Ibnu Urwah Al-Hambali, berjilid, (no. 575), Ibnu Mandah dalam At-Tauhid (94/1) dan beliau berkata,”Hadits shahih.”
9 Maksudnya, suaminya ada berdiam di negerinya, tidak safar. An-Nawawi t berkata dalam Syarhu Muslim (7/115) di bawah riwayat yang kedua, “Larangan ini menunjukkan keharaman (tidak sekadar makruh). Demikian orang-orang dalam mazhab kami menyebutkannya secara jelas.”
Aku (Al-Albani) katakan, “Ini merupakan pendapat jumhur sebagaimana dalam Fathul Bari dan riwayat yang pertama lebih memperkuatnya.”
Kemudian An-Nawawi berkata, “Adapun sebab/alasan pelarangan tersebut, karena suami memiliki hak untuk istimta’ dengan si istri sepanjang hari. Haknya ini wajib untuk segera ditunaikan dan tidak boleh luput penunaiannya karena si istri sedang melakukan ibadah sunnah ataupun ibadah yang wajib namun dapat ditunda.”
Aku (Al-Albani) katakan, “Apabila wajib bagi istri menaati suaminya dalam memenuhi kebutuhan syahwatnya, tentunya lebih utama lagi pewajiban bagi istri untuk taat kepada suami dalam perkara yang lebih penting lagi yang diperintahkan suaminya kepadanya berupa tarbiyah (mendidik) anak-anak keduanya, memperbaiki keluarga keduanya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajiban semisalnya. Al-Hafizh berkata dalam Fathul Bari, “Hadits ini menunjukkan lebih ditekankan kepada istri untuk memenuhi hak suami daripada mengerjakan kebajikan yang hukumnya sunnah. Karena hak suami itu wajib, sementara menunaikan kewajiban lebih didahulukan daripada menunaikan perkara yang sunnah.”
10 HR. Al-Bukhari (4/242-243) dengan riwayat yang pertama, dan Muslim (3/91) dengan riwayat yang kedua, Abu Dawud (1/385), An-Nasa’i dalam Al-Kubra (63/2), tambahan yang ada dalam kurung [ ] adalah dari riwayat keduanya. Sanad hadits ini shahih di atas syarat Syaikhan. Diriwayatkan pula oleh Ahmad (2/316, 444, 464, 476, 500), Ath-Thahawi dalam Al-Musykil (2/425), Abusy Syaikh dalam Ahadits Abiz Zubair (no. 126) dari banyak jalan dari Abu Hurairah z. Dan Ahmad memiliki satu riwayat yang semakna dengan tambahan yang ada.
11 Tempat tidur (firasy) di sini adalah kinayah (kiasan) dari jima’. Yang menguatkan hal ini adalah sabda Rasulullah n:
الْوَلَدُ لِلْفِرَاشِ
“Anak itu untuk firasy.”
Maksudnya, anak yang dilahirkan adalah milik orang yang melakukan jima’ di tempat tidur tersebut (si pemilik tempat tidur tersebut).
Penyebutan sesuatu yang memalukan dengan kiasan, banyak didapatkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Demikian dikatakan Abu Hamzah sebagaimana dalam Fathul Bari.
12 HR. Al-Bukhari (4/241), Muslim (4/157), riwayat lain yang disebutkan di atas merupakan riwayat Muslim, Abu Dawud (1/334), Ad-Darimi (2/149 dan 150), Ahmad (2/255, 348, 346, 349, 368, 380, 519, 538). Riwayat yang kedua merupakan riwayat Ahmad, demikian pula Ad-Darimi.
13 Qatab adalah rahl (pelana). Dalam Al-Lisan disebutkan:(الْقِتْبُ) dan(الْقَتَبُ) adalah ikaf unta. Dalam Ash-Shihhah disebutkan maknanya adalah pelana kecil seukuran punuk unta. Dalam An-Nihayah: Qatab bagi unta sama dengan ikaf pada selain unta.
Makna hadits ini adalah hasungan bagi para istri untuk menaati suami mereka, dan sungguh tidak ada kelapangan bagi mereka untuk menolak ajakan suami mereka walau dalam keadaan yang demikian (di atas pelana). Bagaimana bila pada keadaan selainnya?
14 Hadits shahih, riwayat Ibnu Majah (1/570), Ahmad (4/381), dari Abdullah ibnu Abi Aufa z, Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan Al-Hakim sebagaimana dalam At-Targhib (3/76), ia menyebutkan syahid hadits ini dari Zaid ibn Arqam z, dan Al-Hakim berkata (3/77), “Diriwayatkan Ath-Thabarani dengan sanad yang jayyid.”
Aku (Al-Albani) telah mentakhrij hadits ini dalam Ash-Shahihah (no. 173).
15 Dalam An-Nihayah: dakhil adalah tamu dan orang yang sekadar singgah/mampir.
16 HR. At-Tirmidzi (2/208), Ibnu Majah (1/621), Al-Haitsam bin Kulaib dalam Musnad-nya (5/167/1), Abul Hasan Ath-Thusi dalam Mukhtashar-nya (1/119/2), Abul Abbas Al-Asham dalam Majlisin minal Amali (3/1), Abu Abdillah Al-Qaththan dalam haditsnya dari Al-Hasan ibn Arafah (145/1), semuanya dari Ismail bin Iyasy dari Buhair ibn Sa’d Al-Kalla’i, dari Khalid ibn Ma’dan, dari Katsir ibn Murrah Al-Hadhrami, dari Mu’adz ibn Jabal z secara marfu’. Ath-Thusi berkata, “Hadits ini gharib hasan. Kami tidak mengetahuinya kecuali dari sisi ini, dan riwayat Ismail bin Iyasy dari orang-orang Syam (Syamiyin) baik.”
Aku (Al-Albani) katakan, “Maksudnya hadits ini termasuk riwayat Ismail dari orang-orang Syam.”
17 Yakni aku tidak mengurangi-ngurangi dalam menaatinya dan berkhidmat kepadanya.
18 HR Ibnu Abi Syaibah (7/47/1), Ibnu Sa’d (8/459), An-Nasa’i dalam Isyratun Nisa, Ahmad (4/341), Ath-Thabrani dalam Al-Ausath (170/1) dari Zawaidnya, Al-Hakim (2/189), Al-Baihaqi (7/291), Al-Wahidi dalam Al-Wasith (1/161/2), Ibnu Asakir (16/31/1), sanadnya shahih sebagaimana kata Al-Hakim dan disepakati Adz-Dzahabi. Berkata Al-Mundziri (3/74), “Diriwayatkan hadits ini oleh Ahmad dan An-Nasa’i dengan dua sanadnya yang jayyid.”
19 Hadits hasan atau shahih, hadits ini punya banyak jalan. Diriwayatkan Ath-Thabrani dalam Al-Ausath (169/2 –dari tartibnya), demikian pula Ibnu Hibban dalam Shahihnya dari hadits Abu Hurairah z sebagaimana dalam At-Targhib (3/73), Ahmad (no. 1661) dari Abdurrahman bin Auf z, Abu Nu’aim (6/308), dan Al-Jurjani (291) dari Anas bin Malik z.

http://asysyariah.com/untuk-suami-dan-istri-nasihat-dari-imam-al-albani/

Rabu, 24 September 2014

Audio Kajian UNTUKMU SEPERTI DARIMU ( Kiat Agar Hidup Lebih Nyaman )

Kajian Ilmiah Bondowoso 

Malam kamis, 30 Dzulqo'dah 1435 H/ Rabu, 24 September 2014


Bersama : Al Ustadz Abu Nasim Muhtar


Tema : UNTUKMU SEPERTI DARIMU ( Kiat Agar Hidup Lebih Nyaman )



UNTUKMU SEPERTI DARIMU ( Kiat Agar Hidup Lebih Nyaman )_30 Dzulqo'dah 1435 H



Sumber Rekaman WA Admin Radio Streaming Ahlussunnah
=== Diperbolehkan Menggandakan/mengcopy Degan tujuan Berda'wah, Bukan untuk tujuan komersil ===
:: Semoga Bermanfaat ::

بارك الله فيكم

Sabtu, 20 September 2014

Membina Keluarga Bahagia

بسم الله الر حمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
 
Membina Keluarga Bahagia
Puji syukur atas nikmat Allah 'Azaa Wa Jalla yang selalu memberikan saya nikmat setiap saat.
 
Sedikit saya ingin ulas tentang apa yang telah saya dengar dan sedikit yang bisa saya ingat dari banyaknya ilmu di dalamnya.
Setiap manusia yang berakal akan selalu memimpikan pernikahan yang indah. Dan setelahnya menginginkan keluarganya bahagia. Wallahu A'lam
 
Suatu keluarga yang Sakinah,  Mawadah,  Wa rohmah. Di zaman yang sekarang ini sungguh bagi saya sangat sulit menemukan suatu keluarga yang di bangun di ATAS DASAR AGAMA dan SYAR'IAT ISLAM YANG SYAR'I.

Allah Subhanahu Wa Ta'alla telah menerangkan secara jelas di dalam firman Nya :

Ma’ruf
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Dan bergaullah dengan mereka (para isteri) secara ma’ruf (baik/patut). ( Q.S Annisa 19)

Yakni ; hendaklah kalian bermusyawarah,  bermuawarah,  dan bermusahabah dengan istri - istri kalian dengan cara yang ma'ruf (patut ).

Dengan cara yang sesuai dengn bimbingan syar'iat atau yang berlangsung secara adab namun tidak bertentangan dengan syar'iat.
Untuk mewujudkan itu semua,  maka satu sama lain yaitu suami istri berkewajiban untuk menunaikan tanggung jawabnya. Suami istri mempunyai Hak dan Kewajiban masing - masing.

Semua itu harus di bangun di atas  beberapa dasar, di antaranya :

1. Al Ikhlas wal Intidal
Dengan melakukan kewajibannya dengan penuh keihklasan dan melaksanakan perintah agama,perintah Allah dan Rasul.

2. Ar-Riqku wa liin Warahmah
Melaksanakan tangggung jawab tadi dengan penuh rahmah,  penuh kasih sayang,  penuh kelembutan,  penuh kesantunan. Ini akan membuat semua menjadi indah. Tidak dengan kekerasan.
Rasulullah Shalallohu alaihi wa ahlihi was salam brrsabada dari 'Aisyah Radiallahu anha ;

إن الر فق لا يكو ن فى شي ء إ لا زا نه و لا ينز ع من شي ء إ لا شا نه

"Sesungguhnya kelembutan itu,  tidaklah terdapat pada sesuatu kecuali ia akan membaguskannya, dan tidaklah ia di hilangkan dari sesuatu kecuali ia akan menjelekannya." HR Muslim Dari Shohabiyah 'Aisyah Radhiallahu Anha.
 
Ketika sebuah amaliah Rumah Tangga semuanya akan indah (zein). Tetapi jika dengan kekerasan , penuh emosional,  tempramental atau watak yang kaku, sikap untun,  unus,  maka yang terjadi adalah kehancuran, keretakan rumah tangga. Allahul Musta'aan


3. Tafahum. As-safahum Baina Huma
    Sikap saling memahami antara suami dan istri. bagaiamana karakter,  watak,  apa yang di sukai, apa yang tidak di sukai,  kapan bisa marah,  kapan bisa bahagia.
Ini adalah ujian bagi suami istri untuk bisa menciptkan suasana yang romantis dan penuh kasih sayang ketika salah satu nya sedang marah atau mempunyai masalah. Untuk masalah ini lebih di tunjukan bagi suami harus benar - benar memahami istrinya, karena Rasulullah Shalallohu alaihi wa ahlihi was salam mensifati wanita sebagai ". Wanita yang kurang akal dan agamanya.

ما ر أيت من نا قصا ت عفا و د ين للب الر جا الحا ز م من إ حدا كن
 
"Aku tidak mengetahui dari kalangan yang KURANG AKAL dan AGAMANYA ada yang paling menggoyahkan AKAL SEORANG LAKI - LAKI TANGGUH daripada kalian ( WAHAI WANITA )." HR Bukhori Muslim

   Adapun beberapa hak seorang istri di antaranya :

a. Hakun Nafaqoh ( Hak untuk mendapatkan Nafkah )
   Yakni nafaqoh dzohiroh ( lahiriah ), untuk kebutuhan sehari - hari. Memberikan nafaqoh kepada istri jika di niatkan ikhlas itu merupakan nafaqoh yang paling afdol. Hadist Al Imam Muslim dalam shahih nya Rasulullah Shalaallohu alaihi wa ahlihi was salam dari  Abu Hurairah Rasulullah bersabda

دِيْنَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَدِيْنَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ، وَدِيْنَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ، وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ، أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ."

 

"Satu dinar yang kau sedekahkan di jalan Allah, untuk memerdekakan budak, untuk menyantuni orang miskin, dan untuk keluargamu, yang paling besar pahalanya adalah satu dinar yang kamu sedekahkan untuk keluargamu (yaitu istri dan anak anakmu)."

Adapaun Hadist dari Bukhori Muslim.
Rasulullah Shalallohu alaihi wa ahlihi was salam bersabda:

"Tiadalah engkau menafkahkan sesuatu dengan mengharap pahala dari Allah maka engkau akan diberi pahalanya sampai apa yang engkau masukkan ke dalam mulut istrimu sendiri’.”

b. Hakun Tarbiyyah ( hak untuk mendapatkan pendidikan)
    Yakni Tarbiyyah Islamiah,  Ahlak,  Adab dan ilmu agambya yang lainnya. targetnya adalah selamat dari siska neraka yang telah di jelaskan di dalam Firman Allah ;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

 
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahrim:6)

c. Hak istri dan anak ialah sang suami harus bisa menciptkan suasana SAMAWAH.
 
 
Adapun prinsip yang harus di miliki oleh suami istri di antaranya ;

1. Al Mudhahakah ( Tersenyum )
    prinsip ini wajib bagi keduanya untuk bisa membuat suasana yang bahagia,  tenang,  dan tidak terjadi apa apa ketika mendapatkan musibah atau masalah.
Terkadang kita bisa menjadi seorang kekasih,  teman dan bahkan orang tua nya.

2. Al Musabaqoh ( Berlomba - lomba )
   Ini menceritkan ketika setiap nabi melakukan safar nya selalu mengundi para istrinya. Dan Aisyah Radiallahu anha selalu yang menemani safar nya. ketika di perjalan nabi mengajak tuk berlomba lari. Coba di bayangkan suasana yang tejadi saat itu ya jelas bahagia. Wallahu 'Alam

3. Mula'abah

   Bermain - main antara suami istri dimana keadaan itu bertujuan untuk menambah keakraban hubungan dan ke eratan hubungan.
Tahap tahapnya ;
* Qublah
* Al masu lisan
* Al mula'abah

Faidah yang di ambil  ketika seorang bisa mengamalkan al mula'abah adalah hubungannya benar benar sakinah mawardah dan warahmah.  Wallahu alam

4. Mujama'ah, Mubasyarah,  Muthoja'ah.
Nassalullaha asSalamah wal afiah
Al Ustadz Abu 'Abdillah Muhammad Afifudin As Sidawy

Akhukunn Fillah
Adiba Shakila Atmarini Bintu 'Ukasyah Fii Qolby

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Kamis, 18 September 2014

Catatan Ta'lim, Kamis 18 sept 2014, Limo Depok. "Pembahasan: DARUL MAR'AH FI ISLAHIL MUJTAMA"

Catatan Ta'lim (via streaming)
Kamis 18 sept 2014, Limo Depok.

Ustadzah Ummu Ishaq Al Atsariyyah
 
Pembahasan: DARUL MAR'AH FI ISLAHIL MUJTAMA
kary Al Imam Asy-Syaikh Muhammad ibnu Shaleh al Ustaimin rahimahullah

Peran perempuan didalam memperbaiki masyarakatnya. kalau rusak perempuan maka rusak pula masyarakatnya. bila baik perempuannya maka baik pula masyarakatnya.  

Perbaikan masyarakat ada 2 macam: 

1. perbaikan secara dzahir (tampak kelihatan)
yaitu perbaiki pasar, masjid, dan yg selainnya dari perkara-perkara yg dzahir. Dan yng dominan keluar di bagian ini adalah laki-laki. 

2. perbaikan masyarakat dari belakang tembok (dari dalam)
Ini dilakukan dari dalam rumah. Seorang wanita mengurus anak dan suaminya dari dalam rumahnya. Dan yang dominan disisi ini adalah perempuan. Karena wanita itu adalah nyonya rumah. 

Allah subhanahu wata'ala berfirman yang IA tujukan kpd istri-istri Nabi dalam Al Qur'an Surat Al-Ahzab 32-33:

"Wahai istri-istri Nabi, kalian tidaklah sama seperti wanita yang lain, jika kalian bertakwa. Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada  penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj seperti tabarrujnya orang-orang jahiliyyah yang dahulu. Tegakkanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian, wahai ahlul bait, dan membersihkan kalian dengan  sebersih-bersihnya."    

Allah berfirman kpd istri Nabi:  "Tetaplah kalian dirumah-rumah kalian."
Walaupun sasarannya adalah istri-istri nabi namun pada hakekatnya untuk seluruh muslimah. Jika seorang istri nabi saja diperintahkan untuk didalam rumah mk apalagi untuk kaum muslimah lainnya."


⛔Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,


لَعَنَ رَسُولُ اللهِ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ


"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat lelaki yang menyerupai wanita dan (melaknat) wanita yang menyerupai lelaki.”
(HR. al-Bukhari no. 5885)



Anak Adam kebanyakan perempuan. Secara umum jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Bisa jadi di suatu negri lebih banyak laki-lakinya daripada perempuan.  

Seorang perempuan utk bisa menjadi seseorang yang  bisa memperbaiki masyarakat harus ada beberapa faktor pendukung.   Asy-Syaikh Utsaimin menyebutkan faktor pendukung yang harus ada pada wanita yg bisa memperbaiki masyarakat
(masyarakat disini maksudnya adalah keluarga kita):

Kesolehan si perempuan
Abdullah bin Amr bin al Ash radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:


الدُّنْيَا مَتاَعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan-perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(HR. Muslim no. 1467)


Sebaik-baik pembendaharaan seorang laki-laki adalah istri yang sholehah. Wajib bagi seorang wanita yg ingin mperbaiki masyarakatnya adalah menjadi seorang solehah agar ia menjadi panutan bagi keluarganya, dan bagi perempuan yg lain.

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan: 

"Dan seorang wanita tidak akan sampai kepada kesolehan selain dengan ilmu, yaitu belajar ilmu syar'i."
 
Belajar atau menuntut ilmu dari gurunya, atau dari kitab-kitab para Ulama, dari lisan para Ulama yaitu duduk dihadapan para ulama baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan yaitu ulama ahlussunnah yang lurus diatas Al Quran dan Sunnah (karena di negeri kita tdk ada ulama, maka duduk bermajelis di hadapan  ustadz/ustadzah).  
Jangan mudah belajar kepada sembarangan ulama atau ustadz. Mencari dan belajarlah kepada asatidzah yang selamat. Istiqomahlah engkau dalam hal ini.  
Terkadang kita tidak terasa terhempas dari sunnah karena menggampangkan sesuatu.
Orang-orang yg ingin al haq maka Allah akan tunjukkan jalan al haq. Yang jadi masalah adalah apakah ia mau mencari al haq atau diam saja.  
Belajar ini adalah kebutuhan kita. bukan karena paksaan. Sebagaimana kebutuhan kita pada makan dan minum.
Ummahat harus terus belajar.
Sampai kapan??
Sampai mati.  


Imam Ahmad mengatakan bahwa belajar ilmu adalah solat yg rahasia.  
Dengan ilmu seorang wanita mencapai kebaikan. Ia harus mempunyai perhatian terhadap ilmu.  

Kemampuan untuk menerangkan dan kepandaian berbicara.
Seorang wanita menjadi guru pertama bagi anak-anaknya. Lisannya harus lurus. Maksudnya jelas kalimatnya. Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kalau bicara itu pelan-pelan namun tidak membosankan)
Menerangkan apa yang perlu ia terangkan.  Bisa mengungkapkan apa yang ada didalam kalbunya.  

Memiliki sifat Hikmah
hikmah ini menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Ia tidak serampangan didalam beraksi. Termasuk nikmat Allah subhanahu wata'ala kepada seorang hamba adalah bila Allah beri sifat Hikmah.   

"Allah menganugerahkan kefahaman (Al-Hikmah) kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa dianugerahi al-hikmah itu, maka dia benar-benar telah dianugerahi kebaikan yang banyak.”
 (Al-Baqarah: 269)  

ika seseorang tdk memiliki hikmah, maka ia banyak luput dari kebaikan. Gambaran hikmah adalah ia tahu kepada siapa ia berhadapan. Jika ia berhadapan dgn anak kecil, ia tahu bagaimana ia bermuamalah dgn anak kecil. Jika ia berhadapan dengan orangtua, ia tahu bgmn bermuamalah dengan orang yang lebih tua.

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah contoh yang memiliki hikmah yang tinggi.
Diantaranya disebutkan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullaah:

A. ketika ada seorang arab badui kencing di masjid.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Tatkala kami dimasjid bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang A’rabi  (Arab dusun) kencing di masjid, maka para sahabat menghardiknya, “Mah mah (yaitu pergi/tinggalkan)”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Jangan kalian hardik, biarkan dia (jangan putus kencingnya)”. 
 
Para sahabat membiarkan A’robi  tersebut untuk menunaikan kencingnya, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memanggilnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Sesungguhnya masjid-masjid tidak boleh untuk kencing, tetapi dipergunakan untuk berdzikir kepada Allah, shalat dan membaca Al Qur’an”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada para sahabat-sahabatnya, “Sungguh kalian diutus untuk memudahkan dan tidak untuk menyulitkan, guyurlah air kencing tadi dengan satu ember air”.
A’rabi  itu berkata, “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan Engkau rahmati selain kami”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sungguh engkau telah mempersempit perkara yang luas.”
(Muttafaqun ‘alaihi)


Hikmah dari hadits ini adalah: 
 
- Sahabat itu orang yang ghirah kepada sesuatu dan memiliki kecemburun kepada kemungkaran. Kita tidak boleh mendiamkan kemungkaran dan mengingkari pelaku kemungkaran. ingkari dengan tangan kalau tidak bisa dengan lisan dan dengan hati..   tetapi kalau bersegera menghilangkan kemungkaran tadi akan  mendatangkan kemungkaran yg lebih besar,  maka ditahan dulu,  hingga hilang kemungkaran yg lebih besar itu.  
-  Nabi membiarkan kemungkaran yang dilakukan oleh aroby (kencing didalam masjid) untuk menolak kemungkaran yg lebih besar (yaitu si Aroby menghadap orang2 dlm keadaan auratnya terbuka atau si aroby pindah tempat dalam keadaan kencingnya tercecer dan bila ditahan pipisnya  akan mgenai celananya  shg meinggalkan  najis di celananya atau bila ditahan pipisnya akan mengakibatkan kesakitan bagi si aroby)
- Nabi bersegera menghilangkan kerusakan karena kalau didiamkan akan timbul kerusakan-kerudakan yg lain yaitu ketika si aroby selesai kencing maka langsung menyuruh sahabat untuk menyiram. Nabi pernah dikencingi anak kecil ketika sdg memangku anak kecil. Mereka adalah anak-anak para sahabatnya. Ketika dikencingi anak perempuan mk beliau mencuci pakaian yg terkena kencing. Karena kencing anak perempuan lebih berat daripada kencing anak laki-laki. Sedangkan kencing anak laki-laki hanya cukup di cipratkan air.
-  Nabi mengajarkan kpd Aroby bahwa Masjid itu dibangun untuk dzikrullah, untuk beribadah kepada Allah  dan bukan untuk dikotori, bukan untuk berjualan dan bukan untuk mengumumkan barang hilang.
- Seseorang kalau berbicara dgn hikmah kepada orang lain dengan kelembutan, ia akan dapatkan hasil yang lebih besar daripada ia memakai cara kekerasan.

B. Contoh yang kedua adalah :  
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata

, بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكْتُ . قَالَ « مَا لَكَ » . قَالَ وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِى وَأَنَا صَائِمٌ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم« هَلْ تَجِدُ رَقَبَةً تُعْتِقُهَا » . قَالَ لاَ . قَالَ « فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ » . قَالَ لاَ . فَقَالَ « فَهَلْ تَجِدُ إِطْعَامَ سِتِّينَ مِسْكِينًا » . قَالَ لاَ . قَالَ فَمَكَثَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – ، فَبَيْنَا نَحْنُ عَلَى ذَلِكَ أُتِىَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِعَرَقٍ فِيهَا تَمْرٌ – وَالْعَرَقُ الْمِكْتَلُ – قَالَ « أَيْنَ السَّائِلُ » . فَقَالَ أَنَا . قَالَ « خُذْهَا فَتَصَدَّقْ بِهِ » . فَقَالَ الرَّجُلُ أَعَلَى أَفْقَرَ مِنِّى يَا رَسُولَ اللَّهِ فَوَاللَّهِ مَا بَيْنَ لاَبَتَيْهَا – يُرِيدُ الْحَرَّتَيْنِ – أَهْلُ بَيْتٍ أَفْقَرُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى ، فَضَحِكَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ ثُمَّ قَالَ « أَطْعِمْهُ أَهْلَكَ »


“Suatu hari kami duduk-duduk di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian datanglah seorang pria menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu pria tersebut mengatakan, “Wahai Rasulullah, celaka aku.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang terjadi padamu?”
Pria tadi lantas menjawab, “Aku telah menyetubuhi istri, padahal aku sedang puasa.”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah engkau memiliki seorang budak yang dapat engkau merdekakan?”
Pria tadi menjawab, “Tidak”.
Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Apakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?”
Pria tadi menjawab, “Tidak”.
Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Apakah engkau dapat memberi makan kepada 60 orang miskin?”
Pria tadi juga menjawab, “Tidak”.
Abu Hurairah berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas diam. Tatkala kami dalam kondisi demikian, ada yang memberi hadiah satu wadah kurma kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Di mana orang yang bertanya tadi?”
Pria tersebut lantas menjawab, “Ya, aku.”
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Ambillah dan bersedakahlah dengannya.”
Kemudian pria tadi mengatakan, “Apakah akan aku berikan kepada orang yang lebih miskin dariku, wahai Rasulullah? Demi Allah, tidak ada yang lebih miskin di ujung timur hingga ujung barat kota Madinah dari keluargaku. ”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu tertawa sampai terlihat gigi taringnya. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Berilah makanan tersebut pada keluargamu.”
( HR. Bukhari no. 1936 dan Muslim no. 1111. )

C. Seseorang yg bersin didalam solat.
Dari Mu’awiyah bin Al-Hakam ‘Aisyah-Sulami radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Tatkala aku shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba ada seseorang yang shalat itu bersin. Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu mendoakan, “Semoga Allah merahmatimu”.
Orang-orang yang shalat melihat kepadaku dalam rangka mengingkari.
Mu’awiyah mengatakan kepada mereka, “Kenapa kalian melihatku begitu?”
Orang-orang yang shalat memukulkan tangan-tangan mereka ke paha-paha mereka dengan tujuan supaya diam, maka Muawiyah pun diam tatkala mereka diam sampai selesai shalat.
Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu memuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Demi ibu bapakku, aku tidak pernah melihat seorang pengajar sebelum atau sesudahnya yang paling baik pengajarannya dibanding beliau, maka demi Allah, beliau tidak memojokkan aku, tidak memukulku dan tidak mencelaku”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya shalat ini tidak boleh sesuatu pun padanya yang berupa ucapan manusia, tetapi shalat itu tasbih, takbir dan membaca Al-Qur’an”.
Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku baru lepas dari masa jahiliyah, dan Allah datangkan Islam. Dan sesungguhnya ada di antara kami orang-orang yang mendatangi dukun yang mereka mengakui ilmu ghaib”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan kamu mendatangi mereka!!” 

Mua’wiyah radhiyallahu ‘anhu, “Dan di antara kami ada orang-orang yang ber-tathayur (menganggap sial dengan sesuatu).”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Itu adalah sesuatu yang didapatkan pada dada-dada mereka, maka jangan sampai menghalangi mereka dari tujuan-tujuan mereka, karena yang demikian itu tidak berpengaruh, tidak mendatangkan manfaat mau pun mudharat.”
(HR. Muslim)

D. Ada seseorang memakai cincin dari emas
Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah melihat cincin dari emas di tangan seorang laki-laki. Maka beliau melepaskan dan membuang cincin tersebut kemudian bersabda: ”adakah salah seorang di antara kalian yang mengenyengaja dengan sepotong bara  api dari neraka kemudian memakaikan-Nya di tanganya?”
kemudian ada yang berkata  kepada laki-laki tersebut: ” Ambilah cincinmu dan manfaatkan-lah.”
Dia menjawab: ”Tidak, demi  Allah saya tidak akan mengambilnya selama-lamanya karena Rasullullah tekah melemparnya.”
[HR Muslim]
Rasulullah langsung mengambil cincinnya dan melemparnya, karena orang ini sudah tahu hukum memakai cincin emas namun ia memakai lagi. Maka dari sini ada hikmahnya bahwa seseorang yang sudah memiliki ilmu maka rasul memperlakukan ketegasan.

Tahu bagaimana mentarbiyyah/mendidik anak-anaknya.
Seorang ibu tdk terlepas dari peran mentarbiyah anak-anaknya. mk dari itu seorang laki-laki harus perhatian dalam mencari calon istri. harus yang bagus akhlaq dan ilmunya karena ia akan menjadi pendidik bagi anak-anaknya.

Semoga Bermanfaat..
Mohon maaf apabila ada ketidak sempurnaan dalam penulisan yaa...
baarakallahu fiikunna


Muslimah mms